Sya’eun Melepas Belenggu Perempuan Sembalun NTB

Berkat kegigihan Syae’un (43), banyak ibu rumah tangga di Desa Sembalun Bumbung, Lombok Timur yang  bisa  mandiri. Sebelumnya, mereka menggantungkan sepenuhnya kehidupan keluarga kepada  suami.

Selama bertahun-tahun, kegiatan ibu rumah tangga di Desa Sembalun Bumbung hanya sebatas urusan dapur, kasur, dan sumur. Di luar itu, kaum ibu diminta membantu pekerjaan di sawah. Sepulang dari sawah, biasanya mereka menghabiskan waktu dengan ngobrol sambil mencari kutu.

Perempuan-perempuan yang beraktivitas di luar rumah seperti Sya\’eun malah jadi bahan gunjingan lantaran dianggap aneh. Beruntung suami Sya\’eun, Akmaludin (42) yang berprofesi sebagai guru, mendukung penuh aktivitas Sya\’eun di luar rumah. Ia bahkan ikut menjawab gunjingan yang ditujukan kepada istrinya.

Sya\’eun sendiri tidak mau ambil pusing dengan gunjingan orang di sekitarnya. Ia sadar, ia hidup di lingkungan di mana peran perempuan secara sosial dikonstruksikan sebatas urusan rumah tangga. Sementara itu, laki-laki dikonstruksikan mengerjakan semua urusan di luar pekerjaan rumah tangga. Buat Sya\’eun, pembagian peran seperti itu membatasi ruang gerak dan membunuh potensi perempuan.
“Kalau begitu bagaimana saya mau berdagang dan berhubungan dengan orang lain,” gugat Sya\’eun saat ditemui di rumahnya di Dusun Bebante, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (10/11/2019).

Sya\’eun memilih melawan arus daripada terbelenggu di rumah.  Ia terjun sebagai penggerak perekonomian desa sejak 2012. Selain itu, ia menjadi anggota Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) Desa Sembalun Bumbung.

Sya\’eun memilih melawan arus daripada terbelenggu di rumah.

Selengkapnya di https://www.kompas.id/artikel/syaeun-melepas-belenggu-perempuan-sembalun-ntb/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *